Rabu, 24 September 2008

Motivasi dalam bekerja

Banyak hal yang membuat seseorang bisa termotivasi dalam bekerja, salah satunya adalah "uang", namun benarkah uang...??

Bila kita pernah membaca, melihat ataupun mengikuti seminar ataupun traning, anda pasti pernah tahu theory maslow.



Teori pyramid maslow (nama lengkapnya Abraham Maslow) yang sudah terkenal itu menyatakan bahwa manusia termotivasi dalam bekerja karena adanya kebutuhan dasar, salah satunya adalah kebutuhan sandang pangan dan papan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka seseorang akan termotivasi bekerja dengan giat agar kebutuhannya terpenuhi.


Maslow membuat level pyramidnya menjadi 8 tingkatan, walaupun menurut dia tingkatan tersebut tidak mesti berurutan, karena bisa saja lompat 2 level keatasnya lagi namun pada umumnya bila kita bicarakan motivasi di dunia kerja maka akan muncul uruta seperti teori maslow diatas.


Menurut maslow, seseorang termotivasi dalam bekerja dibagi dalam beberapa level :



  1. Kebutuhan dasar pertama adalah sandang dan pangan. Untuk memperoleh sandang pangan yang bisa tercukupi maka seorang karyawan akan termotivasi untuk bekerja agar bisa mencukupi kebutuhan dasar mereka. (Contoh : kebutuhan makan, pakaian, selimut dll)


  2. Setelah kebutuhan dasar pertama terpenuhi maka mereka akan membutuhkan keamanan dan ketentraman dalam bekerja. Motivasi dilevel ini sudah menuju pada rasa aman dan nyaman dalam bekerja dalam artian status dia diperusahaan tsb (Contoh ; bila kita pegawai kontrak tentunya kita merasa tidak aman dengan pekerjaan kita, atau lingkungan pekerjaan yang tidak kondusif baik lingkungan internal maupun eksternal)


  3. Bila level 2 sudah terpenuhi maka akan meningkat lagi pada kebutuhan akan dicintai, dimiliki dan diakui dalam lingkungan kerabat, saudara dll. Di level ini seseorang ingin menunjukkan eksistensinya kepada orang yang dikenal baik olehnya dengan memberikan sesuatu yang telah dia dapatkan (contoh ; mentraktir makan bila gajian awal bulan, beli kado special kepada orang yang dicintainya dll)


  4. Kemudian seseorang akan termotivasi ingin meraih suatu prestasi yang lebih tinggi lagi, status dilingkungan kerjanya, tanggung jawab yang lebih besar lagi. (contoh : diberikan tanggung jawab lebih lagi, adanya prestasi yang ingin dicapai)


  5. Kognitif yang dimaksud disini adalah kebutuhan akan ilmu, informasi yang lebih luas lagi, ada yang masih SMU ingin S1, kemudian kuliah lagi S2. Ada yang tidak bisa bahasa inggris yang baik maka dia mengambil kursus bahasa Inggris demikian seterusnya. Hal ini akan dilakukan bilamana kebutuhan dasar dibawahnya sudah berada pada zona aman dalam arti terpenuhi dengan baik.


  6. Berbeda level komunitas maka berbeda pula kebutuhan akan estetika. Semakin tinggi posisi seseorang maka lingkungan komunitas pun akan ikut tinggi juga, sehingga kebutuhanny akan mengikuti juga. Sebagai contoh, seorang staff yang biasanya naik motor butut karena dipromosi menjadi seorang Supervisor maka dia akan membeli motor tiger (misal), setelah itu naik lagi maka dia akan membeli mobil dst dst.
  7. Sesudah kebutuhan dasar terepenuhi maka meningkat ke level selanjutnya yaitu kebutuhan perkembangan, salah satunya adalah aktualisasi diri. Seseorang termotivasi lagi kelevel selanjutnya bilamana kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi. Aktualisasi diri bisa juga cita-cita, bakat diri yang terpendam. Seseorang termotivasi karena dia ingin mengaktualisasikan bakatnya.
  8. Level terakhir adalah transendental atau membantu orang lain. Dengan terpenuhinya segala kebutuhan diatas maka seseorang termotivasi lagi untuk membantu orang lain secara totalitas, misalnya donatur tetap, mengangkat anak asuh dll. Dan ini dilakukan secara totalitas tanpa mengganggu kebutuhan dasar mereka.

Masih menurut Maslow, tingkat kebutuhan diatas tidak mesti harus berurutan, bisa saja naik ke 2 level diatasnya lagi. Namun pada umumnya kebutuhan dasar manusia bertingkat seperti pyramid yang digambarkan oleh Maslow.

Begitu juga seorang pemimpin, harus tahu siapa yang sedang dihadapinya pada saat dia memberikan motivasi ke bawahannya, contoh seorang Manager retail department Cashier di Carrefour yang sedang memotivasi Cashier Staff kontrak. Bila yang dihadapinya adalah Cashier Staff kontrak ya jangan memberikan motivasi yang muluk-muluk misal "harapan saya anda bisa menjadi seperti saya Cashier Head", padahal cashier kontrak masih berada pada level dasar pyramid maslow, artinya dia masih berusaha mencukupi sandang dan pangannya, syukur-syukur bila dia bisa diangkat menjadi karyawan tetap. Disitulah pentingnya seorang pemimpin mengetahui tingkat kebutuhan seorang bawahannya.

Adapun Motivasi lain yang sekarang di terapkan metodenya di negara maju seperti Amerika dan jepang serta negara eropa lainnya, yaitu motivasi dari dalam diri atau intrinsic motivation.


Motivasi dari dalam maksudnya adalah kesadaran dari dalam diri. Di dunia retail ada banyak posisi yang ditawarkan kepada pencari kerja. Salah satunya adalah menjadi Bakery Sales Manager, namun masalahnya tidak semua bakery sales manager memiliki background pendidikan yang sama dibidangnya yaitu dari bakery & pastry.

Sehingga yang terjadi adalah yang bersangkutan tidak memiliki Soul atau jiwa dibidangnya sendiri. Hanya dengan training yang diberikan oleh perusahaan selama 4 bulan maka jadilah dia seorang Baker. Dia bekerja sesuai dengan apa yang telah di trainingkan selama ini oleh perusahaannya tanpa berusaha mengembangkan lagi ataupun membuat inovasi-inovasi baru, dia hanya bekerja sesuai standart yang telah diberikan saja.

Disitulah pentingnya motivasi positive intrinsic dari dalam diri seseorang, intinya adalah mencintai pekerjaannya sendiri, bukan bekerja karena sesuatu imbalan atau hadiah (positive extrinsic) bukan karena dimarahin oleh atasan baru bekerja giat (negative Extrinsic) bukan juga karena atasannya menegurnya dengan kalimat yang negative sehingga baru termotivasi untuk bekerja dengan tekun (negative intrinsic).

Pointnya adalah "Cintailah Pekerjaan Anda Bukan Perusahaan Anda, Karena Kita Tidak Pernah Tahu Kapan Perusahaan Kita Berhenti Mencitai Kita"

(df/24/9/08)